Saturday, June 9, 2012

Behind the scene MTD : our failur

Sebulan sebelum acara Malang Tempo Doeloe (MTD) digelar, aku dan mbak diah (my bisnis partner) mendaftar untuk bisa ambil stand di sana.
Ada 2 macam stand, yang pertama yaitu
1. stand A seharga 1.250.000 rupiah dengan posisi yang strategis yaitu sekitar pintu masuk dan di tengah-tengah jalan ijen.
2. Stand B seharga 750.000 rupiah dengan posisi di ujung jalan ijen. Baik stand A maupun stand B luasnya sama 3x3 meter.

Menurut info dari panitia, stand yang disediakan sekitar 500, namun 200 stand akan di sediakan untuk para sponsorship. Jadi total stand yang disediakan untuk umum ada sekitar 300 stand.

Untuk biaya pendaftaran sebesar 25.000 rupiah.
Persyaratan yang lain standart lah ada fotokopi KTP, KK dan pas foto 3x4 yang jadul. Berhubung daftarnya pake nama mbk diah, akhirnya dia poto pake kebaya si mbah dan rambutnya dikuncir dua. ehemm... jadul banget, mau tak share di sini tapi pasti dia nangis ngesot-ngesot kalo tahu. Hahaha....
Selain itu, ada syarat yang paling berat yaitu mengumpulkan poto bersama barang dagangan yang bernuansa jaman dulu. Dagangannya harus tempo dulu dan suasana toko kudu di set jadul di poto yang akan dikumpulkan itu. Jadi poto ini harus meyakinkan agar peluang untuk diterima menjadi lebih besar.
Kebetulan aku pernah mengantar mbak novi, temen sekantorku yang juga pingin nyoba daftar seleksi ambil stand. Yang menerima formulir adalah panitia yang belakangan dia memperkenalkan diri, namanya Pak john. Fomulirnya dan syarat-syarat sudah lengkap so it's fine. Setelah itu dia lihat formulir di halaman kedua yang ada foto dagangan pak john meremehkan gk bakalan masuk deh kalo potonya kayak gitu.
Ceritanya mbk novi mau jual jajanan ketan, cenil, dan jajanan ndeso lainnya. Tapi gambarnya dia ngambil dari internet, jiaah pantes gk meyakinkan.

Dari peristiwa itu aku belajar sesuatu, poto yang meyakinkan itu penting.
mau tidak mau kita hunting tempat di sana disini, akhinya kita dapet sebuah gubuk yang lagi gak dipake yang jual. Lumayan, alhamdulillah.




Biar lebih meyakinkan, kita minta tolong ibu-ibu disekitar gubuk itu buat poto bareng. Tentunya kita udah siapin kostum.




Selain jajanan, rencananya kita juga mau jual es cincau deket RS yang biasa kita beli waktu makan siang.




Dengan usaha sebesar itu, alhamdulillah akhirnya kita TIDAK lolos seleksi.
It's okey, kita bisa belajar tentang keikhlasan setelah mengalami hal ini.
Never give up, we will try again next year!

Chaoo people.

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com / Header Butterfly by Pixels + Ice Cream