Saturday, October 29, 2011

Ketabahan Yang Siap Pakai

Pada musim panas 1991, saya berlibur di Irlandia bersama suami saya. Sebagaimana lazimnya wisatawan Amerika, tentu saja kami mengunjungi Puri Blarney, kita mencium Batu Blarney. Nah, untuk bisa sampai ditempat Batu Blarney, kita terlebih dahulu harus mendaki sejumlah anak tangga yang sempit. Sudah dari 'sononya' saya takut berada di tempat yang tinggi dan terlebih-lebih lagi pada ruangan sempit. Karenanya saya menyuruh suami saya naik dulu sendiri dan kemudian memberitahukan apakah menurut dia saya mampu melakukan atau tidak. Ketika ia sudah kembali, saya tanyakan kepadanya, "nah, bagaimana pendapatmu? Mampukah aku menurutmu?" Sebelum suami saya sempat menjawab, dua wanita sudah berumur lanjut datang menghampiri dan berkata, "jika kami saja sanggup, Anda pasti juga mampu!" Saya pun melakukannya, dan saya mencium Batu Blarney!
Sekitar satu bulan sekembali dari Irlandia, saya diberi tahu bahwa saya mengidap penyakit kanker payudara. Saya memerlukan perawatan dan kemoterapi. Dokter yang menangani berkewajiban untuk memberitahukan segala hal yang bisa terjadi pada saya sebagai efek samping kemoterapi. Ia mengatakan bahwa ada kemungkinan rambut saya rontok. Ditambah muntah-muntah, mencret, demam tinggi, kejang rahang, dan sebagainya. Kemudian ia bertanya, "anda sudah siap untuk mulai?"
siap? Setelah mendengar segala yang dipaparkannya itu?
Perasaan saya menjadi semakin tidak menentu, sangat gelisah dan ketakutan, ketika saya dengan ditemani suami saya duduk di ruang tunggu, menanti giliran untuk menjalani perawatan. Saya berpaling ke suami saya dan bertanya, "menurutmu, mampukah aku menjalaninya?" Berhadapan dengan kami, duduk dua wanita lanjut usia yang baru saja selesai menjalani kemoterapi. Suami saya menggenggam tangan saya dan berkata, "Ini akan persis sama seperti di Puri Blarney waktu itu. Jika mereka berdua bisa, kau pasti mampu!" Dan ternyata memang begitu.
Tahukah apa yang benar-benar hebat tentang ketabahan? Ketabahan muncul apabila kita memerlukannya!

(Maureen Corral - a cup of chicken soup for the soul-


Aku sangat menyukai buku ini, ceritanya bagus-bagus dan mengharukan. Mungkin lain kali akan saya masukkan lagi cerita yang lainnya, tentu kalau saya sedang tidak malas mengetik.
Chaow.

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com / Header Butterfly by Pixels + Ice Cream